MEDAN - Kabupaten Nias Selatan Darurat Wabah Malaria dan DBD, untuk itu Pemerintah Provinsi Sumatera Utara saat ini tengah memberikan perhatian khusus dalam penanganannya. Dan, Tim Dinas Kesehatan Sumut telah berangkat bergabung dengan tim kesehatan dari pusat.
Hal ini disampaikan Plt Kadis Kesehatan Pemprov Sumut, Basarin Yunus Tanjung kepada wartawan, Senin 19 Agustus 2024. Dijelaskannya, Tim Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara mengutus 5 orang. di antaranya dokter dan tim medis khusus.
"Saat ini yang berangkat dr. Nora Violita Kasi P2PM & Survim, M. Fatan (Program Malaria dan Vektor), Veralina (Pj Program Arbovirosis DBD), Wahyuni (Program Surveilans), dan Winda ( UPT Labkesda Prov Sumut)," katanya
Selain tim medis khusus, Pemprov Sumut juga membawa kirimin bantuan medis berupa obat-obatan. Di antaranya, obat malaria (OAM) DHP 200 kotak, obat malaria (OAM) Primaquin 5 kotak, dan Lab Kit Malaria 1 paket.
Basarin juga menyampaikan, bantuan lain juga didatangkan dari tim pusat. Yakni, satu orang Pusat Krisis Kemenkes, Tim Malaria Kemenkes RI, Tim Arbovirosis.
"Tim pusat membawa logistik RDT Combo dan NS1 untuk Skrining DBD, RDT Malaria 1000 test (40 kotak), Insektisida 50 liter, Kelambu berinsektisida (LLIN = Long Lasting Insecticide Net) 1000 pcs, dan PMT Bumil dan PMT Balita," katanya.
Data diperoleh, kumulatif kasus malaria Kabupaten Nisel sebanyak 730 kasus. Sedangkan kumulatif kasus DBD Nisel 248 kasus. Inilah rincian data yang terkena Malaria dan DBD diantaranya :
Pasar Pulau Tello 9 kasus, Onaya 3 kasus, Sinauru 1 kasus, Orahili Pulau Tello 1 kasus, Ziangbiang 1 kasus, Hiliamodula 1 kasus, Siefa Banua 1 kasus, Bawodobora 1 kasu, Simaluaya 1 kasus, Sebuasi 1 kasus