Ngaku Dari Desa Penggalangan Lakukan Aksi di Kantor Camat TSB dan Kantor Bupati Sergai

Aksi tertib dan damai Kantor Camat Tebing Syahbandar yang berada di jalinsum Desa Paya Pasir,kecamatan Tebing Syahbandar akibat puluhan warga

Editor: PoskotaSumut.id author photo


SERDANG BEDAGAI - Aksi tertib dan damai Kantor Camat Tebing Syahbandar yang berada di jalinsum Desa Paya Pasir,kecamatan Tebing Syahbandar akibat puluhan warga yang mengaku dari Desa Penggalangan,kecamatan Tebing Syahbandar.

Warga pengunras membawa bendera dari SBSI ( Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (SBSI) Sumut ,massa terdiri dari pria,kaum Ibu bahkan ada anak-anak dibawah umur,Kamis (15/8/2024).

Dalam spanduk dan orasi yang dibacakan pengunras,mereka meminta kepada aparat terkait 1. untuk memecat Kepala Desa Penggalangan,karena sudah menyalahgunakan jabatannya. Intinya masa meminta klarifikasi Camat terkait adanya video yang beredar,kalau salah seorang Kepala Urusan (Kaur) Desa Penggalangan telah mencatut nama Camat Tebing Syahbandar,untuk mempersulit warga yang ingin berurusan ke kantor desa karena tempohari ikut demo ke kantor Bupati Sergai.

Selain itu kedua,meminta Bupati Sergai untuk mencopot jabatan Kades Penggalangan, karena tidak memberikan pelayanan kepada warganya. 

Tuntutan ketiga,meminta Polres Tebingtinggi untuk mengusut tuntas kasus bansos (bantuan beras) untuk warga,diduga ada penyelewengan,ucap orator.

Menyikapi tuntutan ini,Camat Tebing Syahbandar,M. Alhuda yang menyambut kehadiran pengunras pada intinya menjelaskan, kalau soal klarifikasi salah seorang Kaur Desa Penggalangan,sesuai disip lin administrasi sudah dilakukan. Tetapi kalau untuk memecat, sesuai peraturan dan UU Tentang Desa itu bukan kewenangan Camat tapi Hak Kepala Desa. Itupun harus sesuai jenjang atau tahapan,atau memberikan Surat Peringatan (SP 1,SP 2 dan SP Ketiga).

"Data yang kami terima kalau yang bersangkutan sudah diberikan SP1 oleh Kadesnya,kalau tuntutan yang lain itu bukan kewenangan kami dari Kecamatan",tandas Camat Al Huda kepada pengunras,dan aksi ini mendapat pengawalan dari Polsek Tebingtinggi dan Satpol PP kecamatan TBS.

Belum lagi aksi bubar,terlihat sekum pulan anak-anak yang diperkirakan masih pelajar dan sebahagian warga berpakaian preman,pergi meninggalkan kerumunan. Dari salah seorang anak-anak usia pelajar itu terdengar berucap," katanya dibawa kemarin ada kegiatan nyambut 17an,ternyata untuk demo. Bagus pulang ajalah kita,biar naik angkot aja ke Juhar (kecamatan Bandar Khalifa)",ucapnya sembari merepet kembali mengajak kawan-kawannya.

Dengan mempergunakan 3 unit Truk Colt diesel dan 2 pickup mengangkut sound system,warga yang berjumlah sekitar 50an orang itu bergerak menuju Kantor Bupati Sergai di Sei Rampah.

Para Staf dan personel Polisi yang mengawal jalannya aksi di kantor Camat Tebing Syahbandar sempat heran,"kok banyak kali warga Bandar Khalifa yang ikut aksi,ngaku warga Desa Penggala ngan lagi. Belum lagi sebahagian warga kota Tebingtinggi,hanya berapa orangnya yang asli orang Penggalangan",ucap mereka di halaman kantor Camat TSB.( Tebing Syahbandar Bandar).

Dikantor Bupati Sergai,kehadiran mereka disambut oleh Asisten I,Nina Deliana dan Kasatpol PP Sergai,Wahyudi.

Sempat terjadi argumen antara kordinator aksi Raymon Berlin Gultom dan pejabat Pemkab Sergai,karena pengunras bersikukuh harus ketemu dengan Bupati Sergai Darma Wijaya atau Wabup Sergai Adlin Tambunan.

Walaupun sudah dijelaskan oleh Asisten I Setdakab Sergai,Nina Deliana dan Kasatpol PP,Wahyudi kalau Bupati sedang tugas keluar daerah,dan Wabup sedang keliling di kecamatan lain guna persiapan HUT RI ke-79.

"Terkait dengan kasus BLT Beras yang diduga ada penyelewengan,kami sudah berkordinasi dengan pihak Polres Tebing Tinggi (Kanit Tipikor).Jika nanti sudah ada hasilnya,maka pihak Polres Tebing tinggi akan menyerahkannya kepada pihak Inspektorat Pemkab Sergai selaku APIP,dan sesuai aturan menunggu hasil pemeriksaan BPK (Badan Pemeriksa Keuangan) jika ditemukan unsur kerugian negara",jelas Asisten I Setdakab Sergai.

Karena bersikukuh terus dan pengunras mengancam akan menginap dikantor Bupati jika tidak ketemu,dan setelah  adzan sholat Dzhuhur terdengar, pertemuan ditunda dan pengunras dibiarkan beristirahat dihalaman aula Sultan Bedagai.

Sekitar pukul 14.15 wib,mungkin nggak tahan menunggu tanpa keputusan yang jelas,akhirnya pengunras kembali berorasi. Asisten I Nina Deliana mencoba mengulang kembali,jika ingin ketemu Bupati silahkan ajukan surat ke bagian Umum/Protokol.

"Setiap hari Selasa Bupati menerima audensi dari mana aja,nah kalian juga bisa ketemu tapi 2-5 orang perwakilan sajalah. Atau, Bupati dan Wabup kan pecandu sepakbola,silahkan ketemu beliau dilapa ngan bola dan cari info dilapangan mana aja beliau main bolakaki,saya rasa nggak pernah Bupati/Wabup menolak ketemu asal ada manfaat untuk orang banyak", jelas Nina Deliana 

Setelah membuat kesepakatan yang isinya akan mengajukan permohonan audensi,akhirnya pengunras dengan ter tib meninggalkan halaman kantor Bupati Sergai,dengan meninggalkan catatan nyaris kisruh dengan salah seorang awak media yang meliput.

Menurut catatan media ini,pada bulan Maret 2024 juga dilakukan aksi serupa dan dengan judul masalah bantuan Beras,yang dilakukan oleh salah satu LSM.

Tetapi judul kali ini ditambah dengan memberikan pelayanan yang buruk kepada warganya,tanpa merinci sesuai ketentuan apakan si warga tersebut sudah mempunyai kelengkapan administrasi yang menjadi kewajibannya. ( biets)


Foto : 1. Camat Tebing Syahbandar M.Huda ketika memberikan penjelasan kepada pengunras.

2. Pengunras ketika melakukan aksi di kantor Bupati Sergai.

Share:
Komentar

Berita Terkini