MEDAN - Hanya untuk faktor estetika semata, Rekonstruksi Jalan di Intersection Jalan Sudirman - Jalan Dipenogro, Jalan Sudirman - Jalan Juanda dengan menggunakan bahan licin,tepatnya di depan Rumah Dinas Gubernur Sumatera Utara, menelan anggaran APBD kota Medan sebesar Rp. 5.5 Miliar.
Anehnya, Penggunaan dana sebesar 5,5 Milyar untuk menambahkan corak pada jalan yang sudah bagus diperbaiki dengan sistem E-Catalogue. Hal ini menimbulkan tanda tanya dari pemerhati pembangunan kota Josua Pangaribuan.
Kepada wartawan, Josua mengatakan, anehnya, Dinas SDABMBK Kota Medan mengatakan bahwa tujuannya adalah untuk meningkatkan estetika jalan tersebut dengan menambahkan corak dan pola di atas aspal.
Menurutnya, keputusan ini menimbulkan beberapa kekhawatiran di kalangan masyarakat. Banyak yang mengeluhkan bahwa setelah perbaikan, jalan tersebut menjadi sangat licin dan tidak aman bagi pengguna jalan, terutama bagi pengendara sepeda motor.
Selain itu, juga ada kekhawatiran bahwa perbaikan jalan ini dibuat tanpa mempertimbangkan aspek keselamatan pengguna jalan. Akibatnya, pengguna jalan yang mengendarai sepeda motor tergelincir jatuh. Seharusnya, jika ada perbaikan jalan, maka keselamatan pengguna jalan harus menjadi prioritas utama.
"Anggaran pemerintah harus digunakan dengan bijak dan sesuai dengan kebutuhan yang sebenarnya. Jangan sampai dana yang tersedia habis hanya karena keinginan untuk menghabiskan anggaran. Sebaliknya, pembangunan harus direncanakan dengan baik dan mempertimbangkan seluruh aspek yang relevan, termasuk daya tahan jalan dan keselamatan pengguna jalan."jelas Jo, panggilan akrab Josua.
Dijelaskannya, seharusnya, jika diadakan perbaikan atas suatu jalan, maka penggunaan teknologi dan metode yang digunakan harus memenuhi standar keselamatan jalan yang berlaku. Selain itu, perlu ada tes uji laik pakai sebelum jalan tersebut digunakan kembali oleh masyarakat.
"Faktor estetika mungkin penting, tetapi bukan menjadi prioritas utama. Faktor keselamatan pengguna jalan harus diutamakan. Agar uang negara tidak terbuang percuma hanya untuk proyek-proyek yang tidak relevan atau hanya untuk memenuhi kepentingan tertentu, maka pembangunan harus direncanakan secara matang dan sesuai dengan kebutuhan yang sebenarnya."terangnya