MEDAN - Ketua Komisi IV DPRD Medan Haris Kelana Damanik mempertanyakan air conditioner (AC) sentral di DPRD Medan yang sudah lama tidak berfungsi. Sebab, anggota dewan sering merasa kepanasan bila sedang melakukan Rapat dengar Pendapat (RDP) dengan counterpartnya maupun masyarakat yang mengadukan masalahnya.
Bahkan, sejak politisi Gerindra tersebut duduk menjadi anggota DPRD Medan mulai 23 November 2020, AC tersebut sudah lebih dulu tidak berfungsi. Kini, untuk antisipasi panas di seluruh ruangan gedung tersebut digantikan dengan AC plit wall, AC standing floor (AC lemari) dan portabel. Dan itu pun tidak berfungsi maksimal.
"Di ruangan Paripurna pun menggunakan AC lemari (standing floor) ada apa tentang AC sentral ini. AC sentral ini besar, seperti mesin, ada apa?. Saya sudah lihat tidak berfungsi " kata Haris bernada bertanya. Menurutnya, kalau AC masing-masing itu hanya kotor. Hal itu dikarenakan minimnya maintenance. Sebenarnya, AC ini harus rajin perawatan. "Saya mengerti tentang AC ini," cetus Haris be berapa waktu lalu, yang basic pendidikan S-1 nya Sarjana Teknik.
Anggaran untuk AC sentral gedung DPRD tersebut lanjutnya, sangat besar. Pastinya menghabiskan miliaran rupiah. Instalasinya saja sangat besar. Dia menyayangkan kenapa AC sentral tersebut tidak kunjung diperbaiki dengan menganggarkan biaya perbaikan. "Kenapa justru malah membeli AC baru, salah satunya AC standing floor . AC sentral ini kan lama proses rusaknya. Lagipula gedung DPRD Medan baru berapa tahun sih. Kan butuh perawatan saja. Saya pikir seperti itu," tegasnya.
Ketua Komisi I Roby Barus membenarkan AC tersebut rusak sejak tahun 2019. Gedung DPRD Medan yang dibangun oleh PT PP (BUMN) tersebut digunakan pada 2014 lalu. Namun, belum sampai 5 tahun AC sentralnya sudah rusak.
"Berdasarkan pengakuan teknisi AC yang saya dengar, sparepart AC tersebut buatan Cina. Sudah tidak ada lagi sparepart nya lagi sekarang, jadi sudah tidak bisa diperbaiki lagi. Teknisi AC di sini yang bilang. Asal AC mati, teknisinya kan dipanggil, ya mereka bilang, tidak ada lagi sparepartnya, bang. Barang Cina, mereknya pun tidak tahu. Jika mau tahu lihat blue print PT PP yang bangun," papar politisi PDI Perjuangan tersebut.
Dengan matinya AC sentral itu, lanjutnya, tentunya ruangan RDP panas. Di ruang fraksi juga sama, AC sentralnya tidak berfungsi, hanya menggunakan AC split wall. Namun karena belakangan ini, udara cukup panas, AC split wall tersebut juga tidak sanggup mengalahkan panas udara tersebut.
Kabag Umum DPRD Medan Emilda mengakui jika sebagian AC standing floor yang rusak sudah diperbaiki. "Harinya belakangan ini memang panas, kalau pagi dinyalakan ACnya terasa dingin. Tapi kalau sudah siang tidak terasa lagi. Kalah dengan panasnya hari," balasnya saat dihubungi melalui whatsapp.
Dia juga mengakui jika AC sentral di gedung tersebut sudah lama tidak berfungsi. Malah, sejak zaman kabag yang lama masih bertugas AC sentralnya sudah tidak berfungsi. "Sebenarnya sudah diusahakan diperbaiki, namun karena ACnya model lama, sparepart nya juga susah dicari. Dan AC itu ada sejak gedung ini dibangun," paparnya.